6/25/2012

BERBICARA DI MUKA UMUM


TUGAS 10
BERBICARA DI MUKA UMUM

A.Berbicara Untuk Melaporkan
          Berbicara untuk melaporkan, untuk memberi informasi, atau dalam bahasa inggris disebut informative speaking dilaksanakan  kalau seseorang berkeinginan  untuk :
      1.      Member atau menanam pengetahuan
      2.      Menetapkan atau menentukan hubung - hubungan antara benda-benda
      3.      Menerangkan atau menjelaskansesuatu proses, dan
      4.      Menginterpretasikan atau menafsirkan sesuatu proses sesuatu persetujuan atau pun menguraikan sesuatu tulisan
Pembicaraan yang bersifat informasi menyadarkan diri pula pada lima sumber untuk, yaitu :
1.      Pengalaman-pengalaman yang harus dihubung hubungkan seperti perjalanan, petualangan, dan cerita  roman/novel.
2.      Proses-proses yang harus dijelaskan,seperti pembuatan sebuah buku, Mencampur  pigmen-pingmen untuk membuat warna-warna, merekam, serta memotret bunyi.
3.      Tulisan-tulisan yang harus dijelaskan/dipahami, seperti arti/ makna konstitusi  dan falsafat plot.
4.      Ide - ide atau gagasan - gagasan yang harus disingkapkan, seperti makna estetika.
5.      Instruksi - instruksi atau pengajaran-pengajaran yang harus digambarkan, seperti : bagaimana bermain catur, dan bagaimana cara membuat kapal.
       Perlu disadari bahwa tuntutan serta pertimbangan dalam situsi-situasi informatif lebih bersifat intelektual dari pada emotional. Untuk dapat melakukan hal ini, kita perlu mempergunakan komparasi, kontras, jenis, sepsis, dan denefesi.
      Selanjutnya, situasi-situasi yang dapat dikelompokkan kedalam klasifikasi informatif ini, adalah :
      a)      Kuliah, ceramah (lecture)
      b)      Ceramah tentang perjalanan (travelogue)
      c)      Pengumuman, pemberitahuan, dan maklumat (announcement)
      d)      Laporan (report)
      e)      Intruksi,pelajaran, dan pengajaran (instruction)
      f)       Pemberian sesuatu pemandangan atau adegan (description of a scene)
      g)      Pencalonan, pengangkatan, dan penunjukan (nomination).
      h)      Pidato kata-kata pujian tentang seseorang yang telah meninggal dunia (eulogy)
i)        Anekdot, lelucon, dan lawak ( anecdote )
j)        Cerita,kisah, dan riwayat ( story )

Dalam merencanakan suatu pembicaraan, kita harus mengikuti langkah-langkah berikut :
1.      Memilih pokok pembicaraan yang menarik hati kita
2.      Membatasi pokok pembicaraan
3.      Mengumpulkan bahan-bahan
4.      Menyusun bahan
B. Berbucari Secara Kekeluargaan
           Cara yang paling umum menjamin secara memadukan sesuatu perasaan persahabatan adalah kelompok membuat/menimbulkan kebanggaan menjadi anggota tersebut . kadang-kadang sasaran yang melebihi itupun, mungkin juga terjadi, tetapi nada seluruh pembicaran hendaknya mengembirakan hati dan menyenamgkan .
         Kesempatan-kesempatan bagi pembicaraan yang bersifat kekeluargaan atau persahabatan, antara lain :
      1.      Pidato sebuah selamat datang.
      2.      Pidato perpisahan.
      3.      Pidayo penampilan, penyajian, dan perkenalan.
      4.      Pidato jawaban atau balasan .
      5.      Pidato atau sambutan dalam pembuatan suatu upacara pemberian ijazah, dan lain-lain.
      6.      Pembicaraan sesudah makan.
      7.      Pidato atau sambutanpada saat-saat memperingati hari, dan hari ulang tahun.
      8.      Pidato atau sambutan penghiburan, pertunjukan, dan lain-lain, serta.
      9.      Pidato atau kata-kata pujian tentang seseorang yang telah meninggal dunia  
   C.  Berbicara Untuk Menyakinkan
             Aristoteles pernah mengatakan bahwa “persuasi (bujukan, berdasarkan, dan meyakinkan) adalah seni penanaman alasan - alasan atau motifasi - motifasi yang menuntun kearah tindakan bebas yang konsekuen”. biasanya para pendengar dirasang untuk berbuat aksi dangan daya tarik yang emosional. Dan daya tarik fundamental dari semua pembicaraan adalah daya-tarik pribadi mereka. Tak ada pendengar yang tertarik serta terpikat kalau mereka tidak mempunyai keyakinan pada karakter sang pembicara. Perasaan atas kelayakan seperti itu sangat vital sekali bagi segala bentuk gaya taril. Pendeknya diperlukan “orang tampan yang terampil berbicara “ atau dalam bahasa latin disebut “ bonus vir docendi dicendi”. 

D.Berbicara Untuk Merundingkan
          Demosthenes pernah mengemukaan bahwa “dari bunyinya dapat diketahui apakah sebuah kapal retak atau retak, begitu pula dari ujaran-ujarannya dapat dibuktikan apakah  seseorang itu bijaksana atu tolol”.dalam suatu pemeriksaan mencoba menentukan apakah seseorang itu tidak  berasalatau bersalah terhadap tindakanya padahal masa lalu sehingga  mungkin saja menganbil keputusan “di sini dan kini”. Hukum merupakan suat rencana ganti rungi atau retribusi yang disarankan leh pengadilan,tetapi tidak melaksanaan keputusan-keputusan pengadlan.
         Kalau suatu situasi menghadapi keadaan tindakan-tindakan masa yang akan datang, maksudnya sama saja.dalam menentukan sifat suatu tindakan yang telah berlalu,fakya-fakta dicari ; dalam tindakan-tindakan yang akan datang justru  sesuatu yang mungkin paling baiklah yang dica.  Metode-metode yang dipergunakan oleh sang pembicara sederhana dan lansung ,dan dia berhusaha karena membuka rahasia segala fakta-fakta yang tersedia dan mungkin jugan kemungkinan-kemungkinan yang ada
         Kepastian pendirian (atau conviction) bergerak maju dari menyediaan alas an-alasan  yang cukup banyak menuju keakal pikiran. Dalam hal ini bahwa daya tarik cenderung lebih kepada akal ketimbang kepada perasaa. Oleh sebab itu,menyakinkan mentut beberapa unsur, antara lain:
     1.      Kejelasan,kemurnian, atau kecerahaan (clarity)
     2.      Ketertiban,kerapian,keteraturan (orderliness)
     3.      Alasan-alasan,bantahan-bantahan,penjelasan-penjelasan, atau argument-argument (arguments)
     4.      Fakta-fakta,bukti-bukti,atau petunjuk-petunjuk(evidence)
     5.      Pikiran-pikiran atau pemikiran-pemikiran yang jujur dan terus terang (straight thinking)

Tidak ada komentar: